Kerangsatu.com, Asahan - Situasi antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kisaran, Kabupaten Asahan, sejak empat hari terakhir akhirnya mulai berkurang.
Kondisi yang sempat memicu kepanikan warga itu perlahan kembali normal setelah beberapa hari terakhir terjadi fenomena panic buying akibat isu kelangkaan BBM yang dipicu bencana alam di sejumlah daerah.
Pantauan wartawan pada Senin (8/12/2025), di beberapa SPBU menunjukkan antrean kendaraan tidak lagi mengular seperti sebelumnya. Masyarakat tampak membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam kondisi lebih terkendali.
Pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah Asahan (UMMAS), Hazlansyah Ramelan, menilai fenomena tersebut merupakan cerminan kekhawatiran masyarakat yang berlebihan terhadap isu kelangkaan. Menurutnya, gejolak informasi yang beredar tanpa klarifikasi sering menjadi pemicu panic buying.
“Ini bukti bahwa beberapa hari lalu masyarakat memang panic buying. Mereka khawatir tidak kebagian BBM,” ujar Hazlansyah.
Kandidat doktor Universitas Muhammadiyah Malang ini juga menjelaskan bahwa kepanikan justru dapat menciptakan kelangkaan semu. Jika permintaan melonjak secara tiba-tiba, sementara suplai berjalan normal, masyarakat bisa salah mengira bahwa pasokan tidak mencukupi.
“Dalam hukum ekonomi, jika permintaan melonjak dan stok tidak berubah atau dianggap tidak cukup, yang muncul adalah persepsi kelangkaan. Kondisi seperti ini bisa memicu kenaikan harga meski sebenarnya stok aman,” kata Hazlansyah.
Ia kembali mengingatkan bahwa kepanikan justru menjadi pemicu masalah baru. “Jika masyarakat membeli BBM dalam jumlah tidak wajar, potensi kelangkaan semu bisa muncul. Ini yang harus kita hindari,” ujarnya.
Selain faktor isu kelangkaan, praktik penyalahgunaan BBM bersubsidi turut memperparah antrean. Pada Sabtu (6/12/2025), tiga pria diamankan personel Polsek Kota Kisaran setelah kedapatan melakukan penyulingan dan penimbunan BBM di area SPBU Sei Renggas, Kisaran Barat.
Penulis : Dhan.
Editor : Ramadan.
