![]() |
Kerangsatu.com, Asahan – Polres Asahan berhasil mengungkap jaringan perampok lintas wilayah yang telah beraksi di sedikitnya 14 lokasi berbeda, termasuk di Asahan, Tebing Tinggi, Binjai, dan Serdang Bedagai. Enam orang pelaku berhasil diamankan, sementara satu lainnya tewas dalam proses penangkapan karena melakukan perlawanan terhadap petugas.
Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, dalam konferensi pers pada Selasa (27/5/2025), menjelaskan bahwa komplotan ini merupakan spesialis perampokan toko grosir yang menargetkan lokasi dengan nilai kerugian besar. Dari tiga aksi terakhir yang berhasil diungkap, seluruhnya menunjukkan pola perencanaan matang dan eksekusi cepat di lapangan.
Dalam penjelasannya, Kapolres menyebut aksi pertama terjadi pada 20 Mei 2025 di Jalan Kartini, Kecamatan Kisaran Barat. Dalam kejadian tersebut, seorang perempuan bernama Melawati menjadi korban. Toko miliknya dibobol dan pelaku menggunakan obeng yang dibungkus kain hijau menyerupai senjata api untuk mengintimidasi. Dari lokasi itu, para pelaku membawa kabur uang tunai, satu unit laptop, dan ponsel dengan total kerugian mencapai Rp7 juta.
Perampokan berikutnya terjadi di Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, pada 29 April 2025. Komplotan ini membobol pintu depan ruko dan menggasak beras, dompet, kunci mobil, rokok berbagai merek, serta uang tunai. Kerugian korban diperkirakan mencapai Rp20 juta.
Aksi ketiga yang berhasil diungkap berlangsung pada 22 Mei 2025 di Jalan Budi Utomo, Kisaran Timur. Para pelaku menggasak 27 tabung gas LPG 3 kg, puluhan slop rokok, dan barang dagangan lainnya setelah berhasil merusak gembok toko. Kerugian ditaksir sekitar Rp9 juta.
Enam orang yang telah ditangkap polisi yakni Dedi Firmansyah (41) dari Binjai Barat; Sayuti alias Agam alias Aceh (45) dari Binjai Selatan; Sofyan Ginting alias Jordi (33) dari Deli Serdang; Pujiono alias Suhu (30) dari Serdang Bedagai; Fitri Susanti (29) asal Kabupaten Siak; dan Fredi Sanjaya (31) dari Kabupaten Langkat yang meninggal dunia saat proses penangkapan.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa kelima tersangka yang masih hidup positif menggunakan narkotika. Sementara itu, satu pelaku lainnya dengan inisial R masih dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kapolres menguraikan peran masing-masing pelaku dalam komplotan ini. Sayuti diketahui sebagai otak pelaku lapangan yang mengintimidasi korban dan menjual hasil curian. Sofyan bertugas mematikan lampu toko dan mengambil brankas serta laptop. Fredi yang tewas adalah penyedia kendaraan dan alat pembobol sekaligus pelaksana utama aksi. Dedi menerima hasil curian berupa ponsel, sementara Fitri menjual tabung gas dan rokok. Adapun Pujiono disebut sebagai penyandang dana operasional untuk setiap aksi kejahatan.
Penangkapan terhadap para tersangka dilakukan secara bertahap oleh tim gabungan dari Polres Asahan dan Polres Binjai, serta pengembangan hingga ke wilayah Serdang Bedagai.
Namun, insiden tragis terjadi saat proses penangkapan terhadap Fredi. Kapolres menjelaskan bahwa tersangka melakukan perlawanan saat berada di dalam kendaraan petugas. Ia menendang pintu mobil hingga mengenai salah seorang anggota dan kemudian kabur melompati parit. Saat pengejaran, salah satu petugas terpeleset, menyebabkan senjata yang dipegangnya meletus dan mengenai bagian belakang kepala Fredi. Pelaku dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kapolres Afdhal Junaidi menegaskan bahwa seluruh tersangka akan dijerat dengan pasal yang sesuai berdasarkan peran dan keterlibatan masing-masing. Ia juga memastikan bahwa Polres Asahan akan terus berkomitmen dalam menindak tegas tindak pidana yang meresahkan masyarakat.
“Kami tak akan memberi ruang bagi pelaku kriminal yang mengganggu ketertiban umum, apalagi dengan modus kekerasan. Kasus ini akan terus dikembangkan untuk memburu tersangka lain yang masih buron,” tegas Kapolres.
Dengan pengungkapan ini, diharapkan rasa aman masyarakat, khususnya pelaku usaha grosir di wilayah Sumatera Utara, dapat kembali terjaga.
Penulis : Dhan.
Editor : Indra Sikumbang.