Sama – sama jadi Tersangka, Pelaku Penikaman dan Pengeroyokan di Asahan Kini Berdamai

Foto: Proses perdamaian kasus penikaman – pengeroyokan di Asahan. (Istimewa) 



Kerangsatu.com, Asahan
– Kasus pengeroyokan berujung pada penikaman yang videonya viral terjadi pada Minggu, 9 November 2025 lalu di Jalan Imam Bonjol Kisaran akhirnya menemui jalan damai setelah Polres Asahan menetapkan empat orang tersangka. 

Setelah korban pengeroyokan dan penikaman sama-sama membuat laporan Polisi dan kini jadi tersangka, mereka akhirnya sepakat untuk tidak melanjutkan perkara dan memilih jalan perdamaian. 

Upaya perdamaian tersebut terjadi di ruang balai musyawarah Satreskrim Polres Asahan, pada Kamis (20/11/2025). Kedua belah pihak, disaksikan oleh Kasat Reskrim sepakat menandatangani menyudahi perkara tersebut dengan saling mencabut laporan. 

"Pada proses hukumnya sebenarnya dua kasus ini sudah berjalan, masing-masing pihak sudah berstatus tersangka dan kami tahan. Kemudian mereka sama-sama menyesali perbuatan dan sepakat berdamai,” ujar Kasat Reskrim Polres Asahan, AKP Immanuel P Simamora kepada wartawan. 

Sementara itu, Haris Fadila salah satu pelaku mengaku bersyukur Polisi mengabulkan perdamaian setelah disepakati oleh kedua belah pihak ini. Ia mengatakan kejadian ini jadi pelajaran yang berharga terutama untuk dirinya. 

“Kami sama-sama salah. Saya menikam korban, sementara mereka duluan yang mengeroyok saya. Semoga ini jadi pelajaran bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya,” ujar Haris.

Polres Asahan sebelumnya menetapkan Haris Fadila alias HF sebagai tersangka penikaman. Kini, polisi menambahkan tiga tersangka baru, yaitu Bagus Pranata, Ario Seno, dan WA (korban penikaman HF). Kedua belah pihak saling melaporkan: Haris melaporkan pengeroyokan yang dilakukan ketiga tersangka, sementara ketiga tersangka melaporkan penikaman yang dilakukan Haris.

Peristiwa bermula ketika Haris dan istrinya melewati Jalan Imam Bonjol pada malam hari dan berpapasan dengan rombongan ketiga tersangka yang sedang konvoi mengendarai sepeda motor. Diduga terjadi selisih paham akibat saling tatap di jalan.

Rombongan ini kemudian menghentikan motor yang dikendarai HF dan istrinya. Merasa terdesak karena dikeroyok, HF kemudian mengeluarkan sebilah pisau yang dibawanya dari rumah untuk membela diri dan menikam salah satu dari kelompok tersebut.

Korban berinisial WA terkapar di jalan setelah ditikam HF, sambil memegangi perutnya yang bersimbah darah. Keributan tersebut sempat direkam oleh warga dan videonya viral di media sosial. Polisi langsung mengamankan HF setelah menerima laporan. 

Penulis : S Marpaung.
Editor : Ramadhan. 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال