Mahasiswa FKIP UNA Gelar Program Pencegahan 3 Dosa Besar Pendidikan di SDN 014640 Sei Kepayang Tengah

Foto: Kegiatan sosialisasi dilakukan mahasiswa KKNT FKIP UNA di UPTD SD Negeri 014640 Sei Kepayang Tengah. (Istimewa)

Kerangsatu.com, Asahan
– Dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Asahan (FKIP UNA) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertema “Membangun Sekolah yang Aman Melalui Strategi Pencegahan 3 Dosa Besar dalam Pendidikan” di UPTD SD Negeri 014640 Sei Kepayang Tengah, Kecamatan Sei Kepayang Tengah, Kabupaten Asahan, Jumat (10/10/2025).

Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ely Syafitri, M.Pd., serta bekerja sama dengan pihak sekolah, termasuk Kepala Sekolah Yusnidar Panjaitan, M.Pd., beserta dewan guru. Sosialisasi ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VI, para guru, serta orang tua murid melalui serangkaian kegiatan penyuluhan, simulasi, dan pelatihan interaktif.

Program ini melibatkan sejumlah mahasiswa FKIP UNA dari berbagai program studi, di antaranya Shoufi Azura, Putri Azhari, Miranda, Seila Safna, Sri Rahmadani Sinaga, dan Alfina Zuhra Tanjung dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia; Nur Fazrina dan Fitri Fadilah dari Prodi Bahasa Inggris; serta Elpi Ramadhani, Cici Pratiwi, dan Jumilatun Wardah dari Prodi Matematika. Mereka berperan sebagai fasilitator dan narasumber dalam menyampaikan materi seputar pencegahan kekerasan seksual, perundungan (bullying), dan intoleransi.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Yusnidar Panjaitan, M.Pd. menyampaikan apresiasi atas kepedulian mahasiswa FKIP UNA terhadap dunia pendidikan dasar. Ia menilai kegiatan ini sejalan dengan komitmen sekolah untuk mewujudkan lingkungan belajar yang ramah anak.

“Sekolah harus menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut. Kami ingin menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan dan menjunjung tinggi rasa saling menghargai,” ujar Yusnidar.

Sementara itu, Miranda yang bertindak sebagai moderator membuka kegiatan dengan sambutan motivatif yang disambut antusias oleh para siswa. Ia kemudian memandu sesi pertama yang dibawakan oleh Shoufi Azura, yang menyampaikan materi tentang pentingnya menjaga diri dari kekerasan seksual dengan pendekatan edukatif bertema “Tubuhku Milikku”.

Shoufi menjelaskan tentang batasan aman pada tubuh, cara berkata “tidak” ketika merasa tidak nyaman, serta pentingnya melapor kepada guru atau orang tua.

Sesi berikutnya diisi oleh Elpi Ramadhani, yang mengangkat topik perundungan (bullying). Ia menjelaskan berbagai bentuk perundungan mulai dari ejekan verbal hingga kekerasan fisik, serta menegaskan bahwa tindakan semacam itu tidak dapat dibenarkan dalam lingkungan sekolah.

“Tidak ada alasan untuk menertawakan atau menyakiti teman. Setiap anak berhak merasa aman dan dihargai,” tegas Elpi.

Materi terakhir disampaikan oleh Miranda, yang mengajak siswa memahami pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan. Dalam sesi ini, siswa diajak berdiskusi ringan tentang bagaimana hidup rukun di tengah keberagaman agama, suku, dan kemampuan belajar. Kegiatan juga diselingi dengan ice breaking, bernyanyi bersama, dan permainan edukatif agar suasana tetap hangat dan menyenangkan.

Dosen Pembimbing Lapangan, Ely Syafitri, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari misi FKIP UNA untuk menanamkan pendidikan karakter sejak dini.

“Kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu akademik, tetapi juga ruang membentuk kepribadian yang menghargai sesama dan bebas dari kekerasan. Anak-anak harus berani berbicara ketika melihat ketidakadilan,” ungkapnya.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari seluruh peserta. Para siswa terlihat aktif menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan berani tampil di depan kelas. Di akhir kegiatan, Kepala Sekolah Yusnidar kembali menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa dan dosen pembimbing.

“Kegiatan ini membuka mata kami bahwa pencegahan kekerasan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga seluruh pihak — termasuk siswa dan orang tua,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa FKIP UNA 2025 tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan empati sejak usia dini. Program ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara dunia pendidikan tinggi dan sekolah dasar dalam menciptakan generasi yang berkarakter, berani, dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.

Penulis : Redaksi.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال