![]() |
| foto: Tarian tor-tor Tabagsel di PSBD Asahan. |
Kerangsatu.com, Asahan - Suasana Lapangan PSBD Asahan, Minggu malam (12/10/2025), berubah menjadi lautan warna dan irama khas Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Sebanyak 18 marga Tabagsel dari 22 kecamatan di Kabupaten Asahan tampil memukau dalam pagelaran budaya PSBD Asahan ke-VI, menampilkan kekayaan seni dan tradisi yang memikat ribuan penonton.
Rangkaian acara dimeriahkan dengan tarian tradisional dan iringan Gondang 9, yang menggema penuh semangat di panggung utama. Setiap hentakan kaki dan ayunan tangan para penari mencerminkan keharmonisan budaya Tabagsel yang kental dengan nilai kebersamaan.
Tidak hanya itu, malam penuh makna tersebut juga disemarakkan dengan pemberian ulos kepada Kapolres Asahan dan Dandim 0208 Asahan sebagai simbol penghormatan serta pembagian hadiah lucky draw yang menambah keceriaan suasana.
Ketua Tabagsel Asahan, Nauli Parlaungan Siregar yang hadir didampingi Ketua Panitia Etnis Tabagsel Marakaya Harahap, menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh panitia dalam menyukseskan pertunjukan tersebut. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kebersamaan dan kekompakan seluruh masyarakat Tabagsel di Asahan.
“Saya pribadi mengajak kita semua, khususnya dalam persatuan etnis Tabagsel, untuk terus mendukung visi dan misi Kabupaten Asahan. Harapan kami, nilai-nilai seni dan budaya Tabagsel tetap dijaga dan diwariskan kepada generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman,” ujar Nauli.
Sementara itu, Plh Sekdakab Asahan, M. Azmy Ismail, yang hadir mewakili Bupati Asahan, memberikan apresiasi atas partisipasi aktif masyarakat Tabagsel dalam pagelaran budaya tersebut. Menurutnya, pelaksanaan Pekan Seni dan Budaya Daerah (PSBD) ke-VI bukan sekadar ajang hiburan, melainkan upaya nyata dalam menjaga warisan leluhur.
“Pagelaran seni budaya daerah ini bertujuan mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya yang hidup di Kabupaten Asahan,” tutur Azmy.
Ia menambahkan, kegiatan PSBD tahun ini menampilkan seni dan tradisi dari 14 etnis yang ada di Asahan, melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga tokoh adat. Gelaran yang dimulai sejak 4 Oktober dan akan berakhir pada 19 Oktober 2025 ini menjadi wadah penting bagi masyarakat untuk memperkuat identitas budaya sekaligus mempererat tali persaudaraan antar-etnis di Asahan.
Dengan tampilnya 18 marga Tabagsel yang menari bersama dalam satu irama tor-tor dan Gondang 9, malam budaya tersebut menjadi bukti nyata bahwa keberagaman di Asahan bukanlah perbedaan yang memisahkan, melainkan kekayaan yang menyatukan.
Penulis : Indra
Editor : Ramadhan.
