
Foto: Pemkab Asahan imbau warga waspadai residu antibiotik pada Produk Hewani.
Kerangsatu.com, Asahan — Pemerintah Kabupaten Asahan kembali mengingatkan masyarakat agar lebih cermat dalam mengonsumsi produk hewani menyusul meningkatnya kekhawatiran terhadap temuan residu antibiotik pada sejumlah komoditas pangan. Kandungan sisa obat ini dikhawatirkan dapat menimbulkan ancaman kesehatan jangka panjang bagi manusia.
Residu antibiotik merupakan sisa bahan obat yang masih tertinggal dalam daging, susu, ataupun telur akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat selama proses pemeliharaan ternak. Jika dikonsumsi terus-menerus, masyarakat berisiko mengalami resistensi antibiotik, alergi, hingga gangguan kesehatan lainnya.
Untuk menekan risiko tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Asahan bersama Ikatan Alumni Peternakan Universitas Sumatera Utara (IKA Peternakan USU) menggelar Sosialisasi Risiko Residu Antibiotik.
Acara yang dipusatkan di Aula Hotel Bintang Antariksa Kisaran, Kamis (13/11/2025) itu bertujuan meningkatkan pemahaman pelaku usaha ternak, pemangku kepentingan, dan warga terkait bahaya residu obat pada pangan hewani.
Dalam penyampaiannya, drh. Yusnani menegaskan bahwa keamanan pangan hewan merupakan bagian dari ketahanan pangan nasional. Ia menyoroti pentingnya penggunaan antibiotik secara bijak serta pengawasan ketat sesuai amanat regulasi, termasuk UU Pangan, PP Keamanan Pangan, dan UU Peternakan serta Kesehatan Hewan. Menurutnya, praktik pemberian antibiotik yang tidak terkontrol berpotensi meninggalkan residu berbahaya yang mengancam kesehatan konsumen.
Bupati Asahan yang diwakili Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Drs. H. Supriyanto, M.Pd., turut menekankan pentingnya menjaga mutu pangan hewani. Ia menyebut, protein hewani merupakan sumber nutrisi utama yang dibutuhkan masyarakat, namun keberadaan residu antibiotik justru dapat mengurangi manfaatnya dan mengganggu kesehatan tubuh.
Supriyanto mendorong para pelaku peternakan untuk memperhatikan kebersihan kandang, memperbaiki manajemen pemeliharaan, dan memastikan setiap produk hewani yang dipasarkan telah memenuhi standar keamanan pangan.
Melalui sosialisasi ini, Pemkab Asahan berharap pemahaman mengenai penggunaan antibiotik yang benar dapat meningkat dan diterapkan secara konsisten oleh para peternak. Selain itu, pemerintah daerah menegaskan pentingnya memperkuat pengawasan, memperluas literasi keamanan pangan, serta menjalin kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha.
Pemkab optimistis, dengan kolaborasi menyeluruh, Asahan dapat menghasilkan produk hewani yang aman, sehat, dan berkualitas sehingga turut memperkuat ketahanan pangan daerah secara berkelanjutan.